Selasa, 08 November 2011

GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM di DUNIA

A.   Definisi Gerakan Pembaharuan

Gerakan pembaharuan Islam atau yang juga dikenal sebagai gerakan paham dan pemikiran Islam adalah gerakan yang dipelopori oleh ulama dan tokoh islam yang istimewa. Dalam arti luas pembaharuan Islam adalah membangkitkan kembali Islam yang murni sebagaimana pernah dipraktekkan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan kaum Salaf.

B.   Hal-hal Yang Mendasari Munculnya Gerakan Pembaharuan Islam

1.     Pengaruh negara-negara kafir
2.      Ketidak sejalannya pemikiran antar organisasi islam.
3.      Gaya hidup barat yang mulai ngetren di negara-negara Islam.
4.      Hasrat untuk memperoleh kekuasaan diantara segmen tertentu yang mengatas namakan Islam.
5.      Rendahnya tingkat pendidikan.
6.      Ekonomi yang semakin terpuruk.
7.      Budaya yang menyimpang dari Al Quran dan hadist.
8.      Kekeliruan akidah
9.      Syirik dan bid’ah
10.  Membangkitkan kembali umat Islam dari kemerosotan yang amat parah.

C.    Macam-Macam Gerakan Pembaharuan Islam Dan Sejarahnya.

Gerakan Islam pertama adalah gerakan yang dirintis Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab di wilayah Hijaz. Gerakan ini merupakan gerakan salafiyah dan pembaruan. Memurnikan aqidah dari segala macam kesyirikan dan bid’ah yang telah menggerogoti umat Islam pada masa Kekhalifahan Utsmaniyah. Bersama dengan Pangeran Muhammad bin Saud, beliau melakukan da’wah dan mulai memasuki fase jihad dan kekuatan dalam berda’wah.
Kedua, gerakan Islam yang dilakukan Syaikh Muhammad As Sirhindi di negeri India. Beliau hidup pada masa Raja Jalaluddin Muhammad Akbar, seorang raja dengan aqidah menyimpang yang terpengaruh paham filsafat yang menyatakan bahwa Islam hanya bertahan seribu tahun, setelah itu akan usang. Maka, raja ini memerintahkan untuk menyembah bintang dan matahari kepada rakyatnya, dan mengganti ajaran kiamat dengan ajaran reinkarnasi, serta menghalalkan riba, judi, minuman keras, babi dan zina. Ia kemudian malah mengharamkan menyembelih sapi dan hijab.
Ketiga, gerakan Islam di Sudan. Gerakan ini dimulai dari gerakan sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan jihad yang kemudian memasuki wilayah politik. Mereka menjadi oposisi dari pemerintahan Numairi di bawah organisasi Jabhah Al Mitsaq Al Islami yang dipimpin Dr. Hasan At Turabi, hingga akhirnya pemerintah mengadakan perjanjian damai dengan mereka. Dengan perjanjian damai ini, kader-kader da’wah meraih posisi jabatan pemerintahan, legislatif, dan kementarian melalui Partai Al Ittihad Al Isytiraki Al Sudani.
Keempat, gerakan Islam di Yordania. Gerakan ini mampu bekerjasama dengan pemerintah Yordania meskipun bukan pemerintahan islami. Keterlibatan gerakan Islam dalam politik praktis dimulai ketika Raja Husain memutuskan untuk memulai kehidupan politik demokratis, tahun 1989, untuk memilih anggota dewan perwakilan rakyat. Mereka berhasil memperoleh dua puluh kursi dewan dari delapan puluh kursi parlemen. Yang lebih penting dari keterlibatan gerakan Islam di dalam perpolitikan Yordania melalui Hizb Al Amal Islami adalah melakukan eskperimen gerakan da’wah dalam keterlibatannya dalam pemerintahan non-islami. Berupaya memberikan keseimbangan kebijakan politis negara dalam menghadapi permasalahan global seperti Palestina, Afghanistan, Bosnia-Hersigovina, dan lainnya, serta mendukung program-program pembangunan umat di dalam negeri.
Kelima, gerakan Islam di Yaman. Gerakan ini dilakukan oleh At Tajammu’ Al Yamani li Al Ishlah, kemudian berganti menjadi At Tajammu wal Ishlah. Setelah unifikasi Yaman Utara dan Yaman Selatan yang dikuasai komunis, gerakan Islam turut berperan dalam pembentukan hukum-hukum legislasi Islam. Gerakan ini sangat menaruh perhatian dalam dunia pendidikan. Mereka menyusun kurikulum pendidikan di semua levelnya. Dalam bidang ilmu pengetahuan, mereka membentuk Maktab At Taujih wa Al Irsyad yang setingkat dengan kementerian negara. Badan ini dipimpin berturut-turut oleh Dr. Abdul Majid Az Zindani dan Qadhi Yahya Al Fasil.
Keenam, gerakan Islam di Turki. Gerakan Islam di Turki muncul dalam bentuk partai politik. Mereka timbul dan tenggelam karena tekanan kalangan sekulerisme dan militer yang khawatir dengan kebangkitan Islam di Turki. Berkali-kali ganti nama, gerakan Islam pada tahun-tahun belakangan ini mampu menempatkan kadernya sebagai presiden Turki. Dan sedikit-demi sedikit mengurai simpul sekulerisme yang diusung Musthafa Kamal sejak keruntuhan Khilafah Islam terakhir.
Pengalaman dan perjuangan gerakan Islam di berbagai tempat ini seharusnya menjadikan kita bersemangat untuk mewujudkan pemerintahan yang islami yang berkeadilan dan diridhai Allah melalui gerakan da’wah dimana kita berkomitmen di dalamnya.
Berikut ini adalah contoh gerakan pembaharuan islam yang popular saat ini, antara lain:

1.      Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir didirikan dalam rangka memenuhi seruan Allah SWT :
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (Q. S. Ali Imran: 104)
Gerakan ini didirikan Oleh Syaikh Taqiyuddin Nabhani (1909 – 1979 M) pada tahun 1952 M/1372 H. Dengan konsentrasi penuh ia memimpin partai, menerbitkan buku dan brosur-brosur yang secara keseluruhan merupakan sumber pengetahuan pokok partai. Dia hidup berpindah-pindah antara Yordania, Suriah dan libanon. Ia kemudian wafat dan dimakamkan di Beirut.
Sepeninggal Nabhani, Hizbut tahrir dipimpin oleh Abdul Qadim Zallum, seorang penulis buku Hakadza Hudimat al-Khilafah.Tokoh Hizbut Tahrir lainnya ialah Abdurrahman Maliki dari Suriah, salah seorang tokoh dewan pimpinan partai dan penulis buku al-’Uqubat. Ir. Abdulghani Jabir Sulaiman, Dr. Shalahuddin Muhammad Hasan yang keduanya tinggal di Australia yang bekerja sebagai seorang doktor elektro keturunan Palestina yang dijuluki Abu Lihyah dan ‘Alauddi Abdulwahhab Hajjaj.
Tujuan utama berdirinya gerakan ini adalah:
a)      Melanjutkan kehidupan Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.
b)      Membangkitkan kembali umat Islam dengan kebangkitan yang benar, melalui pola pikir yang cemerlang.
c)      Untuk mengembalikan posisi umat ke masa kejayaan dan keemasannya seperti dulu.
d)     Mengambil alih kendali negara-negara dan bangsa-bangsa di dunia ini.
e)      Mengenbalikan negara Khilafah menjadi negara nomor satu di dunia serta memimpin dunia sesuai dengan hukum-hukum Islam.
f)       Menyampaikan hidayah (petunjuk syari’at) bagi umat manusia.
g)      Memimpin umat Islam untuk menentang kekufuran beserta segala ide dan peraturan kufur, sehingga Islam dapat menyelimuti bumi.

2.      Wahabi

Gerakan ini muncul di Arab Saudi pada abad ke-18 dan dipelopori oleh marga Saud. Gerakan ini berhasil menaklukkan Mekkah dan Madinah pada tahun 1803-1804. Namun pasukan Kekhalifahan Utsmaniyah berhasil memukul mundur Wahabi dari Madinah pada 1812 dan Mekah pada 1813. Inti dari ajaran Wahabi ini terutama adalah membenarkan penggunaan sarana kekerasan atau pemaksaan dalam dakwah, terutama dengan menafsir-ulang dan mengekstensifkan penggunaan terminologi ”jihad”. Meski dalam ajaran dakwahnya mereka senantiasa mengkhotbahkan diri sebagai jalan termurni Islam dengan ideologi salafiyahnya.
Pada saat itu wahabi mengupayakan berdirinya negara Wahabi ketiga bernama Arab Saudi atau Saudi Arabia. Sebagai catatan, Arab Saudi atau nama resminya al-Mamlaka al-’Arabiya as-Sa’udiya didirikan oleh klan atau wangsa Saud. Ibnu Saud sebagai pemimpin gerakan Wahabi menggerakkan pasukannya menentang Turki yang saat itu masih menguasai jazirah Arabia. Hasa dan Abdul Aziz ibnu Saud mendeklarasikan berdirinya kerajaan Arab Saudi (perhatikan kata Saudi yang jelas berasal dari nama Saud). Kerajaan ini baru berdiri pada 23 September 1932.
Jadi, wahabi mulai berkembang dan maju pada abad ke-19. Dalam dakwahnya gerakan Wahabi selalu mengklaim sebagai yang paling murni menjalankan ajaran agama dan mengkaitkannya dengan kaum salafi pertama yang hidup di masa Nabi s.a.w.
Tujuan didirikannya Gerakan Wahabi antara lain untuk:
a)      Menyingkirkan segala macam bid’ah, khurafat, dan berbagai tindakan kesyirikan lainnya.
b)      Secara politik untuk melepaskan bangsa Arab dari pengaruh bangsa Turki yang telah menjadi dinasti dalam waktu yang sangat panjang.
c)      Ingin membangun Negara Islam.

3.      Salafiyyah

Salaf, atau lengkapnya ahl al-salaf, adalah sebutan untuk generasi awal muslim yang terkait dengan masa Nabi Saw. sendiri. Salaf merupakan suatu pemikiran yang berbuah gerakan dalam pemurnian Islam yaitu Gerakan salafiyyah yang merupakan upaya dari muslim di masa sesudah Nabi Saw.. Pelopor gerakan salafiyyah adalah Muhammad Abduh dan Rasyid Ridla. Serta ulama-ulama besar lainnya seperti, Ahmad B. Hanbal, Ibn Taimiyyah, Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad B. Abdul Wahhab.
Berdirinya gerakan salafiyyah merupakan suatu aliran pemikiran yang kuat dalam mempertahankan pemahaman terhadap ajaran Islam berderaskan ajaran Islam tanpa toleransi. Aliran ini juga sering dikaitkan dengan pergerakan memerangi segala bentuk bid'ah dalam khurafat dalam masyarakat Islam.

4.      Syi’ah

Syi’ah yaitu sekelompok orang  yang berkedok dengan slogan kecintaan kepada Ali bin Abi Thalib beserta anak cucunya bahwasanya Ali bin Abi Thalib lebih utama dari seluruh shahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucu sepeninggal beliau. Syi’ah muncul sejak masa pemerintahan Utsman bin Affan yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba’ Al-Himyari.
Abdullah bi Saba’ mengenalkan ajarannya secara terang-terangan dan menggalang massa untuk memproklamasikan bahwa kepemimpinan (imamah) sesudah Nabi Muhammad saw seharusnya jatuh ke tangan Ali bin Abi Thalib karena suatu nash (teks) Nabi saw. Menurut Abdullah bin Saba’, Khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsman telah mengambil alih kedudukan tersebut. Dalam Majmu’ Fatawa, 4/435, Abdullah bin Shaba menampakkan sikap ekstrem di dalam memuliakan Ali, dengan suatu slogan bahwa Ali yang berhak menjadi imam (khalifah) dan ia adalah seorang yang ma’shum (terjaga dari segala dosa).
Keyakinan itu berkembang terus-menerus dari waktu ke waktu, sampai kepada menuhankan Ali bin Abi Thalib. Berhubung hal itu suatu kebohongan, maka diambil suatu tindakan oleh Ali bin Abi Thalib, yaitu mereka dibakar, lalu sebagian dari mereka melarikan diri ke Madain.

5.      Jema’ah Tabligh

Jama’ah ini didirikan oleh Syaikh Muhammad Ilyas Kandahlawi (1303-1364). Beserta syaikh yang lain antara lain, Syaikh Muhammad Yahya, seorang guru di Madrasah Mazhahir al-Ulum Saharnapur, Syaikh Rasyid Ahmad Kankuhi (1829-1905) yang dibai’at menjadi anggota jama’ah pada tahun 1315 H oleh Syaikh Muhammad Ilyas, Syaikh Abdurrahim Ra’i Fauri Syaikh Asraf Ali al-Tahanawi (1280-1364 H/1863-1943 M) yang bergelar Hakim Ummat, Syaikh Muhammad Hasan (1268-1339 H/1851-1920 M), salah seorang tokoh ulama Madrasah Deoband dan pemimpin Jama’ah Tabligh.
Jama’ah Tabligh adalah sebuah jama’ah Islamiyah yang dakwahnya berpijak kepada penyampaian (tabligh) tentang keutamaan-keutamaan ajaran Islam kepada setiap orang yang dapat dijangkau. Jama’ah ini menekankan kepada setiap pengikutnya agar meluangkan sebagian waktunya untuk menyampaikan dan menyebarkan dakwah dengan menjauhi bentuk-bentuk kepartaian dan masalah-masalah politik. Barangkali cara demikian lebih cocok mengingat kondisi ummat Islam di India yang merupakan minoritas dalam sebuah masyarakat besar.
Jama’ah Tabligh adalah jama’ah Islam yang sumber utamanya adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Sedangkan thareqatnya Ahlussunnah wa al-Jama’ah. Secara umum Jama’ah Tabligh adalah masih kelompok suni. Jama’ah ini banyak dipengaruhi ajaran tasawuf dan thareqat seperti thareqat Jusytiyyah di India. Mereka mempunyai pandangan khusus terhadap tokoh-tokoh tasawuf dalam masalah pendidikan dan pengarahan.

6.      Al-Ikhwan Al-Muslimun

Pendirinya adalah Syaikh Hasan al-Banna (1324 – 1368 H/1906 – 1949 M). Dzul Qa’idah 1327 H/April 1928 M adalah bulan didirikannya cikal bakal gerakan Al-Ikhwan al-Muslimun. Tahun 1932 Hasan al-Banna pindah ke Kairo. Pada awal berdirinya, tahun 1941 M, gerakan Ikhwan hanya beranggotakan 100 orang, hasil pilihan langsung ustadz Hasan al-Banna sendiri. Pada tanggal 12 Pebruari 1949 Hasan al-Banna terbunuh oleh pembunuh misterius. Tahun 1950 ustadz Hasan al-Hudhaibi (1306 -1393 H/1891 – 1973 M), terpilih menjadi Mursyid ‘Al-Mahdi Al-Ikhwan al-Muslimun. Ia adalah salah seorang tokoh kehakiman Mesir.
Al-Ikhwan al-Muslimun adalah sebuah gerakan Islam terbesar di zaman modern ini. Seruannya ialah kembali kepada Islam sebagaimana yang termaktub di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah serta mengajak kepada penerapan syari’at Islam dalam kehidupan nyata. Dengan tegar gerakan ini telah mampu membendung arus sekularisasi di dunia Arab dan Islam.
Selanjutnya Syaikh Hasan al-Banna mengatakan bahwa ciri gerakan Ikhwan dalah:
a)      Jauh dari sumber pertentangan.
b)      Jauh dari pengaruh riya dan kesombongan.
c)      Jauh dari partai politik dan lembaga-lembaga politik.
d)     Memperhatikan kaderisasi dan bertahap dalam melangkah.
e)      Lebih mengutamakan aspek aspek amaliyah produktif dari pada propaganda dan reklame.
f)       Memberi perhatian sangat serius kepada para pemuda.
g)      Cepat tersebar di kampung-kampung dan dikota-kota.
h)      Merupakan gerakan Rabbaniyyah.
i)        Bersifat ‘alamiyah (Internasional). Sebab arah gerakan ditujukan kepada semua umat manusia.
j)        Orientasi dan nisbatnya hanya kepada Islam.
Selanjutnya Syaikh Hasan al-Banna mengatakan tujuan gerakan Ikhwan dalah:
a)      Memperbaiki diri
b)      Menjadikan pribadi yang kuat fisik, teguh dlam berakhlak, luas dalam berfikir, mampu mencari nafkah, lurus berakidah dan benar dalam beribadah.
c)      Membentuk rumah tangga islami.
d)     Memotifasi masyarakat untuk menyebarkan kebaikan
e)      Memerangi kemungkaran dan kerusakan.
f)       Memperbaiki pemerintahan sehingga benar-benar menjadi pemerintahan yang islami.
g)      Mengembalikan kemerdekakan negera Islam dan menghidupkan kembali keagungannya.
h)      Menjadi guru dunia dengan menyebarkan Islam ke tengah-tengah umat manusia, sehingga tidak ada fitnah lagi dan Dien hanya benar-benar milik Allah.
“Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan Nur (Dien)-Nya.” (Q.S. at-Taubah :32).

7.      Rabithah Alam Islami

Ini adalah organisasi Islam Internasional yang berdiri di Makkah pada tanggal 14 Zulhijjah 1381 H/Mei 1962 M. PBB  mengelompokkanya sebagai organisasi non pemerintah dan termasuk anggota Unesco serta anggota pengamat OKI (Organisasi Konprensi Islam).
Tujuannya berdirinya gerakan ini adalah:
a)      Menyampaikan dakwah dan ajaran Islam.
b)      Mengantisipasi pemikiran-pemikiran yang sesat.
c)      Menyatukan umat Islam.
d)     Membela dan memecahkan masalah-masalah umat Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar