Selasa, 08 November 2011

MUHAMMADIYAH

                                                         MUHAMMADIYAH
     Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu’allimin _khusus laki-laki, yang bertempat di Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu’allimaat Muhammadiyah_khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta).
Muhammadiyah secara etimologis berarti pengikut nabi Muhammad, karena berasal dari kata Muhammad, kemudian mendapatkan ya nisbiyah, sedangkan secara terminologi berarti gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid, bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah. Berkaitan dengan latar belakang berdirinya Muhammadiyah secara garis besar faktor penyebabnya adalah pertama, faktor subyektif adalah hasil pendalaman KH. Ahmad Dahlan terhadap al-Qur’an dalam menelaah, membahas dan mengkaji kandungan isinya. Kedua, faktor obyektif  di mana dapat dilihat secara internal dan eksternal. Secara internal ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagiab besar umat Islam Indonesia.
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Dengan mengemban misi gerakan tersebut Muhammadiyah dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan Agama Islam menjadi rahmatan lil-’alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.
Visi Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar di segala bidang, sehingga menjadi rahmatan li al-‘alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah swt dalam kehidupan di dunia ini. Misi Muhammadiyah adalah:
(1) Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah swt yang dibawa oleh Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad saw.
(2) Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.
(3) Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.
(4) Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Lihat Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah ke-39 Muhammadiyah Sumatera Barat tahun 2005 di Kota Sawahlunto

  LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUHAMMADIYAH
     Keinginan dari KH. Akhmad Dahlan untuk mendirikan organisasi yang dapat dijadikan sebagai alat perjuangnan dan da’wah untuk nenegakan amar ma’ruf nahyi munkar yang bersumber pada Al-Qur’an, surat Al-Imron:104 dan surat Al-ma’un sebagai sumber dari gerakan sosial praktis untuk mewujudkan gerakan tauhid.
Ketidak murnian ajaran islam yang dipahami oleh sebagian umat islam Indonesia, sebagai bentuk adaptasi tidak tuntas antara tradisi islam dan tradisi lokal nusantara dalam awal bermuatan faham animisme dan dinamisme. Sehingga dalam prakteknya umat islam di indonesia memperlihatkan hal-hal yang bertentangan dengan prinsif-prinsif ajaran islam, terutama yang berhubuaan dengan prinsif akidah islam yag menolak segala bentuk kemusyrikan, taqlid, bid’ah, dan khurafat. Sehingga pemurnian ajaran menjadi piliha mutlak bagi umat islamm Indonesia.
Keterbelakangan umat islam indonesia dalam segi kehidupan menjadi sumber keprihatinan untuk mencarikan solusi agar dapat keluar menjadi keterbelakangan. Keterbelakangan umat islam dalam dunia pendidikan menjadi sumber utama keterbelakangan dalam peradaban. Pesantren tidak bisa selamanya dianggap menjadi sumber lahirnya generasi baru muda islam yang berpikir moderen. Kesejarteraan umat islam akan tetap berada dibawah garis kemiskinan jika kebodohan masih melengkupi umat islam indonesia.
Maraknya kristenisasi di indonesia sebegai efek domino dari imperalisme erofa ke dunia timur yang mayoritas beragama islam. Proyek kristenisasi satu paket dengan proyek imperialalisme dan modernisasi bangsa eropa, selain keinginan untuk memperluas daerah koloni untuk memasarkan produk-produk hasil refolusi industeri yang melada erofa.
Imperialisme erofa tidak hanya membonceng grilia gerejawan dan para penginjil untuk menyampaikan ’ajaran jesus’ untuk menyapa umat manusia diseluruh dunia untuk ’mengikuti’ ajaran jesus. Tetapi juga membawa angin modernisasi yang sedang melanda erofa. Modernisasi yang terhembus melalui model pendidikan barat (belanda) di indonesia mengusung paham-paham yang melahirkan moernisasi erofa, seperti sekularisme, individualisme, liberalisme dan rasionalisme. Jika penetrasi itu tidak dihentikan maka akan terlahir generasi baru islam yang rasionaltetapi liberal dan sekuler.
Faktir Internal
Faktir internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri umat islam sendiri yang tercermin dalam dua hal, yaitu sikap beragama dan sistem pendidikan islam.

Sikap beragama umat ilam saat itu pada umumnya belum dapat dikatakan sebagai sikapberagama yang rasional. Sirik, taklid, dan bid’ah masih menyelubungai kehidupan umat islam, terutama dalam lingkungan kraton, dimana kebudayaan hindu telah jauh tertanam. Sikap beragama yang demikian bukanlah terbentuk secara tiba-tiba pada awal abad ke 20 itu, teapi merupakan warisan yang berakar jauh pada masa terjadinya proses islamisasi beberapa abad sebelumnya. Seperti diketahui proses islamisasi di indonesia sangat di pengaruhi oleh dua hal, yaitu Tasawuf/Tarekat dan mazhab fikih, dan dalam proses tersebut para pedagang dan kaum sifi memegang peranan yag sangat penting. Melaluii merekalah islam dapat menjangkau daerah-daerah hampir diseluruh nusantara ini.
Faktir eksernal
Factor lain yang melatrbelakangi lahirnya pemikiran Muhammadiah adalah factor yang bersifat eksternal yang disebabkan oleh politik penjajaan colonial belanda. Factor tersebut antara lain tanpak dalam system pendidikan colonial serta usaha kearah westrnisasi dan kristenisasi.
Pendidikan colonial dikelola oleh pemerintah kolonia untuk anak-anak bumi putra, ataupun yang diserahkan kepada misi and zending Kristen dengan bantuan financial dari pemerintah belanda. Pendidikan demikian pada awal abad ke 20 telah meyebar dibeberapa kota, sejak dari pendidikan dasar sampai atas, yang terdiri dari lembaga pendidikan guru dan sekolah kejuruan. Adanya lembaga pendidikan colonial terdapatlah dua macam pendidikan diawal abad 20, yaitu pendidikan islam tradisional dan pendideikan colonial. Kedua jenis pendidikan ini dibedakan, bukan hanya dari segi tujuan yang ingin dicapai, tetapi juga dari kurikulumnya.
MUHAMMADIYAH DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH DI BIDANG PENDIDIKAN
Sebagaimana yang dipahami umum, Muhammadiyah dengan seluruh sepak terjangnya itu ’hanyalah’ merupakan konstruksi sosial dari surat Al Ma’un. Oleh sebab itu secara ideologi Muhammadiyah itu adalah Al Ma’unisme. Sehingga warga Muhammadiyah bisa disebut sebagai kaum ”Al Ma’unis”.

Sebagai konsekuensi dari ideologi Al Ma’unisme, maka orientasi ke-Islaman kaum Al Maunis ini menjadi lebih antroposentris dari pada teosentris, dengan berbagai macam implikasinya. Kaum Al Ma’unis lebih eksoteris dalam beragama, lebih empati terhadap masalah-masalah berkaitan dengan ”yang tercipta” daripada ”Sang Pencipta”.


Kiprah Muhammadiyah yang sangat ekstensif di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial adalah konsepsi, formulasi, dan realisasi dari karakter Islam yang terpusat pada ”yang tercipta” tersebut.
Dalam gerakan Muhammadiyah, konsep tentang ”Yatim” dan ”Miskin” dewasa ini belum mengalami perluasan makna. ”Yatim” sebetulnya bukan hanya secara harfiah anak yang sudah tidak memiliki orang tua. Begitu juga konsep miskin tidak sekedar kalangan masyarakat yang tidak berkecukupan dasar secara ekonomis, tetapi juga sosial bahkan spiritual.Awal gerakan Muhammadiyah di bidang pendidikan menemukan momentum sebagai pelopor. Ketika negara dan kelompok masyarakat yang lain belum melakukannya. Namun setelah memasuki satu abad kiprahnya, Muhammadiyah mulai kehilangan kepeloporan itu.
Peran Muhammadiyah di bidang pendidikan mulai diadopsi oleh isntitusi-institusi dan terutama telah diakuisisi oleh negara. Sehingga kiprah Muhammadiyah di bidang pendidikan dewasa ini mengalami kemerosotan yang agak tajam karena gagal melakukan inovasi dalam menghadapi kompetitor-kompetitor yang sebetulnya mereka dulu meniru Muhammadiyah. Kompetitor itu adalah termasuk negara.
Konsep Pendidikan Muhammadiyah
Muhammadiyah diasakan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Yokyakarta pada 8 Dzulhijjah
1303 H atau bertepatan dengan 18 November 1912. Muhammadiyah didirikan sebagai
reaksi terhadap kondisi umat Islam Hindia Belanda terutama di Jawa ketika itu berada dalam
keadaan lemah hingga tak mampu menghadapi tanntangan zaman (Ahmad Syafi’i Maarif,
1985). Khusus dalam bidang pendidikan dan pengajaran pondok pesantren yang lebih
menitikberatkan pengembangan “ilmu pengetahuan Islam” yang berorentasi kepada
keakhiratan, sementara pendidikan yang diselenggarakan pemerintah Hindia Belanda lebih
menitikberatkan pada “ilmu pengetahuan umum” yang berorentasi kepada masalah keduniaan
(sekuler)yang di persiapkan untuk membantu memantapkan kekuatan kolonialnya di
Indonesia.

ASAS,CITA-CITA DAN SIFAT PENDIRIAN MUHAMMADIYAH.
            “Muhammadiyah sudah menjadi terkenal tukang membuat kebaikan dan mendirikan kemashalahatan umum, karena menjunjung tinggi perintah ALLAH, meneladani  junjungan Nabi Muhammad SAW” (Al-manak Muhammadiyah tahun 1929-1930, Majelis taman pustaka)
Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah keputusan sidang tanwir menjelang muktamar ke-35 di jakarta dan ke-36 di bandung Muhammadiyah menegaskan: “Muhammadiyah sebagai gerakan islam, bukan dan tidak akan menjadi gerakan partai politik, bergerak di bidang kemasyarakatan, maksud gerakannya adalah da’wah islamiyah, amar ma’ruf nahi munkar di segala bidang, sifat gerakannya adalah pembaharuan, perdamaian, pembibingan, dorongan dan penggembiraan, yang kesemuanya dengan musyawarah atas dasar taqwa serta mengindahkan segala peraturan dan perundang-undangan yang syah”
            Selanjutnya dalam “kepribadian Muhammadiyah” Muhammadiyah memiliki sifat-sifat 10 macam yang intinya:
a.       Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
b.      Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah.
c.       Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran islam.
d.      Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
e.       Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang syah.
f.       Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan, fdan menjadi contoh tauladan yang baik.
g.      Aktif dalam perkembangan masyarakat dalam maksud perdamaian dan pembangunan sesuai dengan ajaran islam.
h.      Kerjasama dengan golongan islam manapun, juga dalam usaha menyi’arkan dal mengamalkan agama islam serta membela kepentingannya.
i.        Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil makmur yang di ridhoi ALLAH.
j.        Bersifat adil serta korektif kedalam dan keluar dengan bijaksana.
(PP Muhammadiyah)

Maksud dan tujuan Muhammadiyah
Prinsip kembali ke ajaran islam yan murni, berpedoman pada Al-qur’an dan sunnah Rasul saw. Melaksanakan ijtihad dalam perwujudan amal usaha perjuangan islam. Dengan persyarikatan Muhammadiyah sebagai alat dan wadah perjuangan islam, tahun 1912M KHA.Dahlan memberikan ajaran maksud didirikannya Muhammadiyah itu:
1.      Menyebarkan pengajaran Nabi Muhammad saw kepada penduduk.
2.      Memajukan hal-hal agama yang memajukan anggota-anggotanya
Sejarah pergerakan di indonesia mulai hidup, serikat dagang, PSSI, NU, Budi Utomo. Begiu muhammadiyah dikenal masyarakat, begitu muhammadiyah dengan segala amal usahany telah berjalan 17-18 tahun, sesuai dengan asas dan tujuan yang telah ditetapkan dihadapan masyarakat luas yaitu: “ Muhammadiyah menetapi asas dan tujuannya hendak menggembirakan pengajaran agama islam, dan menuntun cara-cara hidup menurut sepanjang kemauanNya, denga tuntunan Nabi, pada Al-qur’annul karim dan hadits Nabi Muhammad, Shollallohu’alaihiwasallam”
KHA.Dahlan wafat tahun 1923 pada periodenya berhasil meletakkan dasar-dasar perjuangan islam, sifat dan nilai karakteristik serta pendirian yang tegas dalam masalah da’wah islam amar ma’ruf nahi munkar. Kegiatan bermasyarakat  keagamaan yang praktis. Segala usahanya diliputi keoptimisan ridho dan serta semata-mata mencari ridho ALLAH SWT .
Periode KHA.Dahlan sampai dengan KH.Mas mansur, pendirian teguh gerakan islam muhammadiyah itu sebagai berikut:
a.       Agama islam wajib kita junjung tinggi.
b.      Kita syiarkan dimana-mana.
c.       Ajarkan kepada siapa saja.
d.      Tidak boleh dicegah dan dihalang-halangi.
Sejarah RI telah membuktikan bahwa muhammadiyah telah hidup danbergerak melalui fase-fase penguasa dan pemerintahan baik zaman penjajahan belanda, jepang. Muhammadiyah di zaman jepang nasibnya sebagaimana organisasi yang lain harus taat  dan mau didekte oleh penguasa, sampai maksud dan tujuan Muhammadiyahpun ditentukan oleh penguasa, sebagai berikut:
1.      Sesuai dengan kepercayaan untuk mendirikan kemakmuran bersama seluruh asia timur raya dibawah pimpinan dai nippon  dan memang  di perintahkan oleh Tuhan ALLAH,  maka perkumpuln ini:
a.       Hendak menyiarka agama islam serta melatih hidup yang selaras dengan tuntunannya.
b.      Hendak memajukan pengetahuan dan kepandaian serta budi pekerti yang baik kepada anggota-anggotanya.
2.      Kesemuanya itu ditujukan berjasa mendidik masyarakat ramai.
Pada periode KH.Bagus Hadikusuma, akhir periode dari KH. Mas mansur 1994 sehubungan dengan rumusan maksud dan tujuan muhammadiyah itu, dalam anggaran dasar sampai dengan tahun 1959 dinyatakan maksud dan tujuannya adalah “Menegakkan dan menjunjung tinggi agamaislam sehingga dapat mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya”.
Seperti telah diketahui bahwa muhammadiyah sejak tahun 1950 menetapkan mukktamar tiap tiga tahun sekali, yang zaman dahulu dinamakan konggres. Pada periode KH.Baguus hadikusuma berjalan 3 kali konggres dan sekali bermuktamar yang pertama yaitu tahun 1950 dihitung 31 tempatnya yogyakarta, pada periode AR St Mansur 2 kali bermuktamar yaitu ke 32 di purwokerto th 1953 dan yang ketiga di palembang . uang kemudian periode HM Yunus anies tahun 1959 ber muktamar ke 34 di yogyakarta rumusan maksud dan tujuan ditegaskan:
“menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam,sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya”.
Oleh prof.KH.Farid Ma’ruf yang sejak periode pimpinan kedua sebagai sekertaris pengurus besar, dalam buku “Penjelasan tentang Maksud dan Tujuan Muhammadiyah” bahwa:
Menegakkan artinya:
a.       Mendirikan membangun.
b.      Membuat, menjadikan dan menyebabkan tegak.
c.       Mempertahankan, memperjuangkan cita-cita, memelihara kemerdekaan hukum.
d.      Memegang teguh pendapat, pendirian.
e.       Mempertetap atau memperteguh, memperkukuh hati, semangat.

1 komentar: